
Kampus Huawei Ox Horn: Arsitektur Eropa di Tengah Silikon Tiongkok
Kampus Huawei Ox Horn seluas 400 hektar di Shenzhen, Tiongkok, bagaikan negeri dongeng yang diangkat dari halaman-halaman buku Disney. Mengintegrasikan gaya Eropa dengan teknologi modern, kampus ini menawarkan suasana kerja yang unik dan menginspirasi.
Bangunan yang paling mencolok adalah kastil bergaya Universitas Heidelberg di Jerman, dikelilingi oleh danau kecil dan pepohonan rindang. Perpaduan arsitektur batu merah dan plester merah bata menciptakan kesan megah sekaligus nyaman.
Selain kastil utama, kampus ini memiliki 108 gedung yang terbagi menjadi empat zona. Setiap zona didesain menyerupai kota-kota Eropa yang terkenal, seperti Paris, Freiburg, dan Oxford. Hal ini memberikan suasana yang beragam dan membuat karyawan merasa seperti sedang bepergian ke negara-negara berbeda.
Fokus pada Penelitian dan Pengembangan
lebih dari 25.000 karyawan Huawei berfokus pada penelitian dan pengembangan (R&D), bagian penting dari strategi bisnis perusahaan. Investasi besar dalam R&D telah menjadikan Huawei sebagai pemimpin global dalam teknologi telekomunikasi, 5G, dan komputasi awan.
CEO Huawei, Ren Zhengfei, menekankan pentingnya inovasi yang disruptif, meskipun berisiko gagal. Dia percaya bahwa mengambil risiko adalah bagian dari proses pengembangan teknologi yang inovatif.
Huawei juga memahami bahwa pengembangan bakat adalah investasi jangka panjang. Perusahaan berinvestasi pada orang-orangnya, melatih mereka untuk mengatasi tantangan masa depan industri TIK.
Kampus Sanyapo: Pusat Pendidikan dan Koleksi Buku
Hanya beberapa kilometer dari Kampus Ox Horn, terletak Kampus Sanyapo yang bergaya klasik Eropa. Kampus ini berfungsi sebagai pusat pendidikan bagi karyawan baru dan lama, menawarkan program pelatihan jangka pendek hingga jangka panjang.
Bangunan yang menonjol di Kampus Sanyapo adalah perpustakaan putih gading yang mengesankan, yang menampung lebih dari 110.000 koleksi buku dari berbagai masa dan bahasa. Perpustakaan ini menyediakan sumber daya yang tak ternilai bagi karyawan yang ingin memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka.
Koleksi perpustakaan mencakup buku-buku dari seluruh dunia, termasuk beberapa buku berbahasa Indonesia, seperti "Hikayat Kretek" dan "Mereka Sibuk Menghitung Langkah Ayam". Hal ini menunjukkan komitmen Huawei untuk mendorong keragaman dan keterbukaan.
Program Pengembangan Bakat
Huawei menyadari pentingnya mengembangkan talenta digital untuk memenuhi kebutuhan industri TIK yang terus berkembang. Perusahaan telah meluncurkan berbagai program untuk menarik dan melatih talenta global.
Program "Seeds for the Future" dan "Learning Academy" memberikan pelatihan komprehensif, kompetisi, dan bursa kerja bagi talenta muda. Huawei juga bekerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi untuk membangun kapasitas digital melalui ICT Academy.
Investasi Huawei dalam pengembangan bakat telah membuahkan hasil, dengan perusahaan sekarang mempekerjakan hampir 200.000 karyawan dan menjadi penyedia peralatan telekomunikasi terbesar di dunia.
Kesimpulan
Kampus Huawei lebih dari sekadar tempat kerja; ini adalah lingkungan yang menginspirasi yang dirancang untuk mendorong inovasi dan pengembangan karyawan. Investasi perusahaan dalam arsitektur yang unik, fasilitas penelitian dan pengembangan, dan program pengembangan bakat mencerminkan komitmennya untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi industri TIK.